Kamis, 28 Februari 2013

Puisi

     Menjaga Api

 








Meski kayu kering telah habis
Meski lilin telah meleleh
minyak telah menguap
matahari tertutup awan
malam diselimuti gelap
aku ingin tetap menyalakan api
tapi sampai kapan?
sementara otot-otot mulai letih
tenagaku mulai lemah
tangan-tanganku mulai kaku
penglihatanku mulai pudar
otakku mulai penat
kalau bukan karna kasih sayang-Mu
tentunya aku tersesat di rimba belantara
kaku di gunung salju
terkurung dalam gua gelap
terima kasih Tuhan
Engkau masih memberiku setitik api
berilah aku kemampuan untuk menjaganya
(Nurkholik, pengajar bahasa Indonesia )

=================================
 
Rumah Pohon

Tinggi berdiri di atas
Dahan-dahan kokoh pohon perkasa
angin menghebus halus
rumah kami berlima

papan kami sehingga atap
tangga… pada batang pohon
Tali kapal terikat menggelantung
semoga kau tidak kesakitan wahai pohon besar

Kami berkumpul di sana
saling berbagai persahabatan
Terima kasih pohon yang hebat
(Karya Dina Mitha L.8E)
===================================


Mawar Hitam

Harummu kepedihan
Kau arungi waktu
Di saat kau temukan

Jangan menangis
Mestinya jangan kau sesali
Tunjukkan kepada semua
kau yang paling indah

Biarkan hujan turun
mesti darah kau curahkan
naraca di dinding jalan terbaik
untuk tetap berdiri
(Karya Syaiful  Bahri.8E)

2 komentar: